09 June 2008

SIAPA YANG TIUP SERULING? SIAPA "DIA"?

Bismillaah Alhamdulillaah....

Pernah dulu aku sentuh suatu topik semasa kita sama2 mendalami ilmu vokal di QRIOS.SG ataupun Musiclab. Setiap individu vokalis diibaratkan seperti sebuah seruling dan suara yang diterbitkan tergantung pada si pemain seruling itu. Jika Siti Nurhaliza yang meniupnya, kedengaran suara seruling si Siti dan jikalau Anuar Zain yang meniupnya, sudah tentu kita dengar suara seruling si Anuar! Tetapi masih ramai penggiat vokal yang meniupkan seruling masing-masing dengan mengeluarkan suara-suara seruling Siti Nurhaliza atau Anuar. Pelik, benar-benar pusing..... Mungkin seruling yang ni ada sound efx kot! Macam install plug-ins..Hehehe....Cuba renung-renungkanlah.......

SIAPA YANG TIUP SERULING? SIAPA "DIA"?

Kalau Aku yang tiup seruling, sudah semestinyalah yang kedengaran adalah bunyi suara seruling Aku...



Mari kita sama-sama renungkan. Misalnya, aku sedang dalam keadaan sakarat (dah nazaklah tu...). Tiba-tiba pada penglihatanku, Aku berada di depan sebuah pintu besar gerbang.

“Tok, tok, tok,” pintu Aku ketuk.

Terjadilah dialog antara Aku dan suara-suara dari balik pintu gerbang :

Suara : “Hei siapa di situ?” Terdengar suara seorang lelaki yang lembut dari dalam.

Aku : “Saya, Tuan

Suara : “Siapa kamu?”

Aku : “Musafir Miskin, Tuan.”

Suara : “Apakah itu namamu?”

Aku : “Ya, Tuan.”

Suara : “Aku tidak bertanya namamu, tapi Aku bertanya siapa kamu.”

Aku : “Eh, saya anak Pak Mahpoel yang berasal dari Singapura, Tuan.” Aku jawab dengan yakin sekali.

Suara : “Aku tidak bertanya kamu itu anak siapa. Aku bertanya siapa kamu.”

Aku : “Saya seorang karyawan di sebuah perusahaan penerbitan, Tuan.”

Suara : “Aku tidak menanyakan pekerjaanmu. Aku bertanya: siapa kamu?”

Aku : Errm....err...

Dengan perasaan bingung, keliru dan terpinga-pinga, aku rasa macam dah tak ingin lagi nak menjawabnya, akhirnya aku temukan jawapan yang ada berbau keagamaan sedikit gitu. Dengan semangat juang dan yakin diri, aku cuba menjawab pertanyaan diatas sambil menaikkan dada yang macam lempeng ini.

Aku : “Saya seorang Muslim beragama Islam,Tuan, dan 100 % pengikut Muhammad Rasulullah SAW.”

Suara : “Aku tidak menanyakan agamamu. Aku bertanya siapa kamu.”

Aku : “Aiseh man…, nak jawab aper nie...jawab ini salah, itupun salah.."

Aku : “Saya ini manusia, Tuan. Saya setiap hari menjalankan solat 5 waktu dan tak pernah terlambat. Dan, setiap hari Jumaat, saya selalu pergi ke masjid dan saya pernah bersedekah pada fakir miskin setiap bulan puasa, saya juga puasa dan bayar zakat fitrah. Saya setiap hari selalu membaca kitab suci dan hafal beberapa surah ( Juz Amma’) dan saya juga rajin mengikuti pengajian ukhrawi”. Hmm...Masihkah jawapan ini belum menunjukkan kebenaran siapa sesungguhnya Aku…??

Suara : “Aku tidak menanyakan jenismu, atau perbuatanmu atau amalanmu. Aku bertanya siapa kamu?.”

Akhirnya Aku pergi blah, dengan wajah yang merah, malu, marah dan masih terpinga-pinga dengan pertanyaan-pertanyaan yang tak boleh dan belum terjawab.

Aku gagal di pintu pertama, tercegat dan barulah sedar berapa bodohnya aku. Sebuah pertanyaan yang sungguh-sungguh sangat sederhana : siapa diri-ku yang sebenarnya..??

Dialah yang meniupkan seruling tu.
BUKAN Siti! BUKAN Anuar!
Suara : “Aku tidak menanyakan apa yang kau tiup. Aku bertanya: siapa kamu?”
Miskin: ???